Sabtu, 26 Desember 2015

jurnal : CURAHAN TENAGA KERJA DALAM KELUARGA PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BAUMATA KECAMATAN TAEBENU KABUPATEN KUPANG



CURAHAN TENAGA KERJA DALAM KELUARGA PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BAUMATA KECAMATAN TAEBENU KABUPATEN KUPANG
Gabriel edi1), Fidelis Klau2), Hans. L.Telnoni3)
1.      Gabriel Edi, alamat Program Studi Agribisnis Faperta Undana
2.      Fidelis Klau, Sosial Ekonomi Pertanian Faperta Undana
3.      Hans.L.Telnoni, Sosial Ekonomi Pertanian Faperta Undana
ABSTRACT
            This research about Household Manpower Pouring on Paddy Wet Field Farming at Baumata Village Taebenu Sub District Kupang Regency has conducted on  October to November 2014. This research head for to know 1). The potential of household manpower pouring on paddy wet field farming, 2). Household manpower pouring on paddy wet field farming, 3).  Ratio of potential and household manpower pouring on paddy wet field farming. This research used purposive sampling. Data were used were primary data ( interviewing result based on questionnaire) and secondary data (obtained from relating institution,           NTT Province Statistical Central Bureau, Office of Baumata Village, and Kupang Regency Statistical Central Bureau).
            Data analysis method which used ini this research was descriptive method. Sample determinated using Slovin’s formula with the amount of sample as big as 60 person. Analisys result shown that the potential of household manpower pouring on paddy wet field farming as big as 995 Man Work Days, household manpower pouring on paddy wet field farming as big as 88 Man Work Days. Household manpower pouring still small, Curahan tenaga kerja dalam keluarga masih sangat kecil, potential of manpower as big as 995 Man Work Days, while household manpower pouring on paddy wet field farming as big as 88 Man Work Dayshousehold manpower pouring on paddy wet field farming as big as 88 Man Work Days only.
Keyword :Household Manpower, Paddy Wet Field Farming
ABSTRAK
Penelitian ini tentang Curahan Tenaga Kerja dalam Keluarga pada Usahatani padi Sawah di Desa Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang telah dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Potensi tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah, 2). Curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah, 3).Perbandingan potensi dan curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah. Penelitian ini menggunakan metode sengaja (purposive sampling). Data yang digunakan adalah data primer (hasil wawancara berdasarkan daftar pertanyaan) dan data sekunder (diperoleh dari intansi terkait BPS propinsi NTT, Kantor Desa Baumata dan BPS kabupaten Kupang).
            Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel ditentukan menggunakan rumus slovin dengan jumlah sampel sebesar 60 orang. Hasil analisis menunjukkan bahwa potensi tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani  padi sawah adalah sebesar 995 Hari Keraja Pria, curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah rata-rata adalah sebesar 88 Hari Kerja Pria (HKP). Curahan tenaga kerja dalam keluarga masih sangat kecil, potensi tenaga kerja sebesar 995 Hari Kerja Pria , sedangkan curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah hanya sebesar 88 Hari Kerja Pria (HKP).
Kata Kunci :TenagaKerjaKeluarga, Usahatanipadisawah

PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian merupakan transformasi sosial ekonomi  masyarakat di pedesaan.  Transformasi sosial ekonomi tersebut dapat berproses secara dinamis yang dalam jangkamenengah atau panjang akan membawa dampak perubahan struktur sosial berupa pergeseran sektoral, kelembagaan dan tatanilai yang ada dalam masyarakat.  Perubahan sektoral secara agregat dapat dilihat dari sumbangan sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja dan sumbangannya dalam Produk Domestik Bruto (PDB).
Tenaga kerja merupakan salah satu aspek yang penting dalam menunjang produksi, namun dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi jumlah tenaga kerja yang banyak tidak identik dengan produktivitas yang tinggi. Salah satu masalah yang dihadapi di daerah pedesaan adalah bagaiman tenaga kerja yang ada dapat ditahan di daerah pedesaan  tersebut sambil tetap dimanfaatkan dalam sektor pertanian. Oleh karena itu tenaga kerja yang dibutuhkan dituntut harus dapat menguasai teknologi karena penguasaan teknologi merupakan syarat mutlak untuk memacu industrialisasi atau dengan kata lain tenaga kerja harus produktif.
Upaya untuk menciptakan lapangan kerja apabila dihubungkan dengan penggunaan mekanisasi pertanian yang tepat guna, terlihat adanya hubungan yang negatif. Dengan adanya penggunaan mekanisasi tersebut berarti tenaga kerja yang dibutuhkan semakin berkurang, karena mekanisasi merupakan pembahuruan hemat tenaga kerja. Ciri hemat tenaga kerja dan terbatasnya kemungkinan pembagian peralatan pertanian itulah yang menimbulkan masalah bahwa ketepatgunaan suatu tipe mekanisasi tersebut sangat ditentukan oleh kondisi pemakaiannya, ukuran serta potensi produksi mekanisasi dalam suatu situasi tertentu.
Usahatani (farm) adalah bagian dari permukaan bumi dimana seseorang petani atau satu keluarga tani atau badan- badan tertentu melakukan kegiatan pertanian (Mubyarto, 1994). Kegiatan ini merupakan tindakan dari petani untuk berusaha dalam bidang pertanian dalam rangka menghasilkan suatu produk pertanian (Usahatani) yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh keluarganya atau untuk dipasarkan demi memenuhi kebutuhan industri.
Tanaman utama pertanian di Indonesia adalah padi.Padi merupakan tanaman pangan yang menghasilkan beras sebagai sumber makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia.Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang banyak dibudidayakan oleh Petani Indonesia dan pernah menjadi salah satu negara pengekspor beras yaitu dicapainya swasembada beras pada tahun 1984 (Ashari, 2010).
Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam perekonomian, menempatkan sub sektor pertanian pangan (padi) sebagai salah satu sentral pembangunan pertanian. Sehingga kita dapat mengetahui potensi lahan sawah: luas panen 130.201 ha, produktivitas 30.30 kw/ha,  produksi 591.370 ton. Produktivitas ini didukung dengan tenaga kerja pertanian sebesar 1.360.265, (64,89 %) (BPS NTT 2013).
Kabupaten Kupang merupakan salah satu kabupaten yang ada di NTT yang juga berpotensi untuk pengembangan  usahatani padi sawah. Sehingga kita dapat mengetahui potensi usahatani padi sawah di Kabupaten Kupang antara lain : Luas Tanam 19709 Ha, Luas Panen 16625 Ha, Produktivitas 31,0 kw/ha, Produksi 51537,50 Ton. Potensi ini didukung oleh tenaga kerja pertanian kabupaten kupang sebesar 107.451 (74,10 %). (BPS Kabupaten Kupang 2013).
Desa Baumata merupakan salah satu Desa di Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang, Desa ini juga merupakan salah satu desa yang berpotensi terhadap tanaman pangan (padi). Data kecamatan Taebenu Dalam Angka 2013 menunjukkan bahwa Desa Baumata memiliki luas tanam padi sawah 93 ha, luas panen 90 ha, produktivitas 31 kw/ha, produksi 2790 ton, (Kecamatan Taebenu Dalam Angka 2013 ).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tenaga kerja dalam keluarga pada usatani padi sawah, curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah danperbandingan potensi dan curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah di Desa  Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang.
METODE PENELITIAN
Kerangka pemikiran
Petani adalah setiap orang yang melakukan kegiatan usahatani sebagai matapencaharianya. Banyak persoalan yang dihadapi oleh petani baik yang berhubungan dengan produksi dan pemasaran hasil usahataninya maupun masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Tenaga kerja keluarga dalam usahatani merupakan tulang punggung dari pengelolaan tatarumah tangga keluarga dan tata rumah tangga usaha. Karena penggunaan tenaga kerja keluarga petani harus diatur secara rasional dan efisien. Harus diusahakan jangan sampai terjadi waktu-waktu yang kosong yang berlebihan. Pembagian tenaga kerja secara efisien dan rasional akan merupakan dasar untuk memperoleh imbalan jasa yang tinggi bagi keluarga.
Potensi tenaga kerja yang banyak dalam keluarga membawa dampak yang baik bagi keluarga tersebut, sehingga ada keterkaitan terhadap pembagian kerja dalam kegiatan usahatani disesuaikan dengan potensi/jumlah tenaga kerja dalam keluarga. Untuk mengetahui potensi dan curahan tenaga kerja dalam keluarga menggunakan suatu analisis HKP ( Hari Kerja Pria ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran  sebagai berikut :
Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan – pertimbangan bahwa Desa Baumata merupakan salah satu desa yang cukup potensial untuk usahatani padi sawah.
Populasi dalam penelitian ini adalah rumah tangga petani pada usahatani padi sawah sebanyak 150 orang.  Proses penentuan sampel menggunakan metode penarikan contoh secara acak (simple random sampling). Ukuran sampel ditetapkan dengan rumus yang dikemukakan oleh Slovin dengan rumus :   
Keterangan :
n = besar sampel yang diinginkan                                        
N = besar populasi
 = tingkat kepercayaan yang diingikan (0,)
                                                      
Maka besar sampel yang diinginkan adalah :
                                 
                              =

                             = 60

Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari tingkat desa, kota, instansi terkait serta dari studi kepustakaan.
Model Dan Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian ditabulasi sesuai dengan keperluan analisis.
Untuk menjawab tujuan yang pertama tentang berapa besar potensi tenaga kerja usahatani padi sawah dalam keluarga di Desa Baumata, menggunakan analisis deskriptif kualitatif sederhana yang dikemukakan oleh Rukasah (1974) dalam hernanto (1989) adalah sebagai berikut : 1 tenaga kerja pria = 300 hari kerja
            1 tenaga kerja wanita = 220 hari kerja
1        tenaga krja anak = 140 hari kerja.
Untuk menjawab tujuan kedua mengetahui curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah di Desa Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang, data dianalisis menggunakan analisis yang dikemukakan Hernanto (1989), Dengan rumus sebagai berikut :
·         HKP =  Jumlah Tenaga Kerja X Jumlah Hari Kerja X Jumlah Jam Kerja
                                                            7
·         Tenaga kerja wanita.  = ( ) X 0,7
7
·         Tenaga kerja anak. (
7
·         Tenaga kerja mekanik 25 HKP.
Curahan Tenaga Kerja = TK PRIA + TK WANITA + TK ANAK + TK MEKANIK.
Untuk menjawab tujuan ketiga mengetahui perbandingan potensi tenaga kerja dan curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah di Desa Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang, data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden Rumah Tangga Petani Padi Sawah
Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata – rata umur respoden di Desa Baumata Kecamatan Taebenu adalah 49,71 tahun, dengan kisaran umur terendah adalah 31 tahun dan umur tertinggi adalah 72 tahun. Dengan menggunakan konsep umur produktif adalah 15 – 55 tahun, maka umur petani padi sawah di Desa Baumata sebagian besar adalah termasuk umur produktif (41 responden atau 68,33%) dan ada 19 orang yang umurnya di atas umur produktif (31,66%).


Tingkat Pendidikan
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pendidikan formal responden di Desa Baumata adalah rata-rata enam tahun, dengan tingkat pendidikan terendah adalah tiga tahun dan tertinggi adalah 12 tahun (tamat SLTA). Ada petani responden yang buta huruf . sedangkan tingkat pendidikan nonformal petani responden adalah rata-rata pernah mengikuti pendidikan nonfomal satu kali dengan kisaran 1-3.Pada umumnya petani responden baru sekali mengikuti pelatihan pertanian.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tingkat pendidikan formal petani di daerah penelitian masih tergolong rendah, karena tingkat pendidikan formal masih didominasi oleh pendidikan SD, dimana responden yang berpendidikan SD sebanyak 42 orang (70 %), menyusul responden berpendidikan SMP sebanyak 11 orang (18,33 %),  responden berpendidikan SMA sebanyak 5 orang (8,33%) serta responden yang tidak berpendidikan (BH) sebanyak 2 orang (3,33%). Sedangkan untuk pendidikan nonformal, semua petani responden pernah mengikuti kegiatan pelatihan, yakitu pelatihan pembuatan pupuk  dan pupuk bokashi.
Luas Lahan yang Ditanami Padi Sawah
Lahan pertanian di daerah penelitian berupa lahan padi sawah. Keadaan lahan pertanian di Desa Baumata merupakan lahan kering dan lahan basah dengan kondisi yang cocok untuk membudidayakan padi sawah. Total luas lahan yang dikelola oleh responden adalah : 1611 are, dengan rata-rata luas lahan petani responden adalah  26,85 are (0,27 Ha) (lampiran 1.) dan keseluruhan lahan tersebut adalah lahan milik petani sendiri dan pola tanam monokultur yaitu padi sawah. Penggunaan lahan padi sawah untuk tanam padi sawah setiap tahun sekali. Artinya setiap responden menggunakan lahan padi untuk menanam padi, dan setelah tanam padi sawah berakhir dilanjutkan dengan menanam jagung, kacang tanah dan lain-lain.
Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusahatani seorang petani sangat mempengaruhi petani dalam menjalankan usahanya dan selanjutnya dapat dilihat padda hasil yang diperoleh. Menurut Soehardjo dan Patong (1984), kategori kurang berpengalaman apabila menggeluti bidang pekerjaanya kurang dari 5 tahun, cukup berpengalaman apabila menggeluti bidangnya selama 5-10 tahun dan berpengalaman apabila apabila telah menggeluti bidangnya diatas 10 tahun,dapat dilihat pada tabel 5. Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh petani berpengalaman berusahatani adalah di atas rata-rata 10 tahun.
Tanggungan Keluarga
Pengelompokan tanggungan keluarga dibagi menjadi tiga kategori yakni “kecil” jika tanggungannya kurang dari 4 orang, “sedang” jika tanggungan keluarganya 4-6 orang, dan “besar” jika tanggungan keluarganya lebih dari 6 orang, (Purwantti 2007).
Hasil penelitian menunjukkan  bahwa sebagian besar petani responden memiliki jumlah anggota keluarga < 4 orang (11  KK) (18,33%), jumlah 4-6 orang sebanyak 32  KK (53,33%) dan jumlah > 6 orang sebanyak 17  KK (28,33%) orang per rumah tangga petani. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata rumah tangga petani di Desa Baumata merupakan tanggungan keluarga kecil, sedangkan rata-rata jumlah responden anggota rumah tangga petani padi sawah di Desa Baumata adalah : 4 0rang.
Produksi dan Produktivitas Usahatani Padi Sawah.
Produksi dalam usahatani adalah hasil yang diperoleh petani dari kegiatan kegiatan usahatani, sedangkan produktivitas adalah perbandingan antara hasil produksi dengan input yang digunakan.
            Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi rata-rata usahatani padi sawah di lokasi penelitian adalah sebesar 1,14 ton/responden, sedangkan produktivitas sebesar 4,22 ton/ Ha. Jika dibandingkan dengan produktivitas optimal dalam program supra insus sebesar 9 ton/ Ha, maka produktivitas ushatani padi sawah di lokasi penelitian masih sangat rendah.
Potensi Tenaga Kerja
Potensi  tenaga kerja rumah tanggga padi sawah adalah jumlah tenaga kerja potensial yang dimiliki oleh suatu rumah tangga. Menurut Rukasah (1974) dalam Hernanto (1991), dalam setahun seorang tenaga kerja pria bekerja selama 300 hari kerja, tenaga kerja wanita bekerja selama 220 hari kerja dan tenaga kerja anak bekerja selama 140 hari kerja. Berdasarkan konsep ini maka dapat dihitung potensi tenaga kerja rumah tangga petani di daerah penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata potensi tenaga kerja yang dimiliki rumah tangga petani padi sawah di Desa Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang adalah 995 hari kerja yang terdiri dari potensi tenaga kerja laki-laki 555 hari kerja, potensi tenaga kerja perempuan 359,33 hari kerja , potensi tenaga kerja anak 80,66 hari kerja. Data jumlah tenaga kerja dan potensi tenaga kerja rumah tangga petani padi sawah di Desa Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang tahun

Tabel 1. Potensi Tenaga Kerja Rumah Tangga Petani Padi Sawah di Desa Baumata  Kecamatan Taebenu Kabupaten Kpang Tahun 2014
No
Jenis tenaga kerja
Rata2
 (Orang)
Potensi tenaga kerja (Hari Kerja)
1
Laki-laki
1,86

555

2
Perempuan
1,65

359,33

3
Anak
0,56

80,67


Jumlah
4,07
995

Sumber : Data primer diolah dari, Tahun 2014.
Menurut Rukasah (1974) dalam Hernanto (1991), satu hektar lahan kering menyerap tenaga kerja sebanyak 630 hari kerja dan daerah sawah 870 hari kerja atau rata-rata 750 hari kerja. Karena penelitian ini dilakukan pada lahan sawah, maka digunakan konsep penyerapan tenaga kerja untuk lahan sawah sebesar 870 hari kerja per hektar sebagai patokan perhitungan  Mengacu pada data tabel 10 dan lampiran 1, luas lahan yang diusahakan di daerah penelitian sebesar 26,85 are  (0,28 Ha), maka rata-rata penyerapan tenaga kerja adalah 995 hari kerja. sudah melebihi potensi tenaga kerja yang tersedia pada masing-masing rumah tangga petani. Dengan kata lain bahwa petani di daerah penelitian sudah bekerja lebih berat atau lebih dari waktu normal yang diperlukan menurut konsep di atas.
Curahan Tenaga Kerja Dalam Usahatani Padi Sawah
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penentu dan tulang punggung dalam keberhasilan kegiatan usahatani yang digeluti. Dalam melakukan kegiatan usahatani padi sawah penggunaan tenaga kerja berasal dari dalam keluarga dan dari luar keluarga serta tenaga kerja mekanik. Curahan tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan hari kerja pria (HKP).



Tabel 2. Analisis rata-rata curahan tenaga kerja  Pria, Wanita, Anak dan Mekanik pada Usahatani Padi Sawah di Desa Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang.
No
Tahapan
 kegiatan
ALOKASI WAKTU TENAGA KERJA (HKP)
DALAM KELUARGA
LUAR KELUARGA
P
W
A
MK
JMLH
P
W
MK
JMLH
TOTAL
1
Pengolahan lahan
3,83
0,14


3,97
4,62

40,11
44,73
48,7
2
Penanman
1,81
1,045
0,11

2,96
2,33
5,04

7,37
10,33
3
Pemupukan
0,37
0,18


0,55




0,55
4
Penyianag/pemebrantasan HPT
8,26
5,48


13,74




13,74
5
Panen
2,01
1,21
0,01

3,22
2,51
7,46
40,36
7,96
11,2
JUMLAH
16,39
7,99
0,12

24,5
9,46
10,5
40,11
58,3
82,8
Sumber : Data Primer diolah dari Tahun  2014
Keterangan : P :Tenaga kerja Pria; W : Tenaga kerja Wanita; A : Tenaga Kerja Anak; MK : Tenaga Kerja Mekanik.
Total Curahan Tenaga Kerja
Total Curahan Tenaga Kerja Dalam Keluarga. Penyerapan tenaga kerja dalam keluarga adalah sebesar 24,5 HKP / 0,28, atau 88 HKP / Ha. Jadi penyerapan tenaga kerja  dalam pada usahatani padi sawah adalah 88 HKP, , jadi penyerapan tenaga kerja dalam keluarga, dalam satu tahun adalah 88 HKP. Jika dibandingkan dengan potensi tenaga kerja dalam keluarga sebesar 995 Hari Kerja, maka penyerapan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani pada usahatani sawah masih sangat kecil. Hal ini disebabkan karena kegiatan petani padi sawah di lokasi penelitian juga termasuk lahan kering (ladang) dan beternak. Jadi sebagian tenaga kerja dalam keluarga dicurahkan untuk kegiatan – kegiatn itu.
Total Curahan Tenaga Kerja Luar Keluarga
Penyerapan tenaga kerja luar keluarga sebesar 58,3 HKP / 0,28 Ha, atau 208,21 HKP / Ha. Jadi, penyerapan tenaga kerja luar keluarga pada usahatani padi sawah adalah 208,21 HKP dalam satu tahun.Secara keseluruhan, total curahan tenaga kerja  (dalam keluarga dan luar keluarga) pada usahatani padi sawah di daerah penelitian adalah 82,8 HKP per 0,28 Ha, atau 296 HKP / Ha. Jadi, dalam satu tahun ( satu kali tanam), curahan tenaga kerja total pada usahatani padi sawah di daerah penelitian  sebesar 296 HKP. Jika kita bandingkan total curahan tenaga kerja di lokassi penelitian dengan pendapat dari Rukasah (1974) yang menyatakan bahwa 1 Ha lahan sawah dalam satu tahun menyerap 870 Hari Kerja, maka curahan tenaga kerja di daerah penelitian masih jauh dari angka tersebut. Kondisi ini tentu akan berakibat pada produksi dan produktivitas padi sawah di daerah penelitian yang masih kecil, yaitu hanya 1,14 ton  0,28/ Ha, atau 4,22 ton / Ha.
Perbandingan Potensi dan Curahan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Pada Usahatani Padi Sawah Di Desa Baumata.Tabel 3. Perbandingan potensi dan curahan tenaga kerja.
Potensi (HK)
Curahan tenaga kerja (HKP)
Total  (HKP)

Dlm keluarga
Luar keluarga

995
88
208,21
296
            Sumber : diolah dari data primer  tahun 2015
Menurut Rukassah (1974), menjelaskan bahwa dalam 1 Ha lahan sawah dalam satu tahun menyerap tenaga kerja sebesar 870 Hari Kerja. Maka, hasil penelitian menunjukkan bahwa, dengan melihat potensi tenaga kerja di lokasi penelitian sebesar 995 hari kerja serta total curahan tenaga kerja dalam keluarga sebesar 88 HKP / Ha, maka dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah di lokasi penelitian masih sangat kecil. Sedangkan curahan tenaga kerja luar keluarga lebih besar yakni 208,21 HKP / Ha. Hal ini terjadi karena petani padi sawah di lokasi penelitian menggunakan sistem arisan tenaga kerja , sehingga hampir semua tahapan kegiatan usahatani padi sawah melibatkan tenaga kerja luar keluarga, kecuali pada tahap kegiatan pemupukan serta penyiangan dan pemeberantasan HPT.
            Penggunaan tenaga kerja luar keluarga pada usahatani padi sawah di daerah penelitian juga berkaitan dengan tradisi yang berlaku di daerah penelitian tersebut. Secara turun temurun sudah berlaku kebiasaan bahwa pada tahap pengolahan tanah dan penanaman, petani mengundang kaum kerabat untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kaum kerabat tersebut nantinya akan dilibatkan dalam kegiatan panen dan akan mendapatkan imbalan innatura berupa gabah yang banyaknya tergantung dari hasil panen yang diperoleh petani. Upah innatura untuk kegiatan penanaman adalah 40 bleg untuk semua ttenaga kerja yang terlibat. Sedangkan upah untuk panen adalah sebesar 1 bleg untuk setiap tenaga kerja dalam sehari.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan disimpulkan bahwa : Potensi tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah di desa Baumata rata-rata 995 hari kerja per rumah tangga petani, terdiri dari potensi pria 555 hari kerja,potensi tenaga kerja wanita 359,33 hari kerja potensi tenaga kerja anak 80,6 hari kerja.. Curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah di Desa Baumata dari seluruh rangkaian kegiatan pertanian dari pengolahan lahan, penanaman, pemupukan, penyiangan/pemebrantasan HPT, serta panen antara lain, jumlah ini dirinci sebagai berikut : Pria , Wanita, Anak rata-rata adalah sebear 88 HKP / Ha. Curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah di Desa Baumata masih sangat kecil. Potensi tenaga kerja sebesar 995 hari kerja, sedangkan curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah di Desa Baumata hanya sebesar 88 Hari Kerja Pria (HKP).
Saran
Pemerintah, dalam hal ini petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL), mensosialisasi terkait waktu kerja yang efektif yang sesuai dengan kondisi alam setempat. Petani, seharusnya lebih memperhatikan dan mengoptimalkan waktu kerja yang lebih baik, hasil penelitian menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja dalam keluarga di Desa Baumata hanya sebesar 88 HKP.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga, A. 1982. Ilmu Usahatani. Penerbit Alumni. Bandung.
Ashari, 2010. Peranan Perbankan Nasional dalam Pembiayaan Sektor Pertanian
 di Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta
Bakri. 2000. Ilmu Usahatani. Cempaka Putih. Jakarta
BPS NTT,2013. NTT dalam angka 2012, Badan Pusat Statistik NTT
BPS Kabupaten Kupang dalam angka 2013, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang.
BPS Kabupaten Kupang,Kecamatan  Taebenu dalam angka 2013.Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang.
Hernanto, F. 1991. Ilmu Usahatani.Penerbit Swadaya, Jakarta
Larasati, 2012. Efisiensi Alokatif Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Petani padi di Desa Sambirejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Universitas Brawijaya. Malang.
Mosher. A.T.1991. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Penerbit CV Jasaguna, Jakarta.
Mubyarto, 1994. Pengantar  Ekonomi Pertanian. Penerbit LP3ES, Jakarta.
Mantra, 1985, Migrasi Desa-Kota, Yogyakarta, PPK, UGM
Pellokila, M.R.,1993. Transformasi Peranan Ekonomi Sektor Pertanian dan Masalah Ketenagakerjaan Makalah Seminar Problematika Program Pascasarjana UGM. Yogyakarta.
Purwanti, 2007. Kajian Tenaga Kerja Dalam Pembangunan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Soeharjo dan Patong, 1984.Sandi-Sandi Ilmu Usahatani. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Ilmu Pertanian, IPB Bogor.
Soekartiwi , dkk.,1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press, Jakarta.
Tohir. K.A., 1983. Pengetahuan Tentang Usahatani Indonesia, Bina Aksara. Jakarta.
Tumanggor D. S. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Coklat di Kabupaten Dairi. Skripsi, IPB Bogor.
Yuniawan, A.I. 2012. Faktor-Faktor yang Berpenaruh terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Ciamis Galuh. Ciamis.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar