CURAHAN
TENAGA KERJA DALAM KELUARGA PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BAUMATA KECAMATAN
TAEBENU KABUPATEN KUPANG
Gabriel
edi1), Fidelis Klau2), Hans. L.Telnoni3)
1. Gabriel
Edi, alamat Program Studi Agribisnis Faperta Undana
2. Fidelis
Klau, Sosial Ekonomi Pertanian Faperta Undana
3. Hans.L.Telnoni,
Sosial Ekonomi Pertanian Faperta Undana
ABSTRACT
This research about Household
Manpower Pouring on Paddy Wet Field Farming at Baumata Village Taebenu Sub
District Kupang Regency has conducted on
October to November 2014. This research head for to know 1). The
potential of household manpower pouring on paddy wet field farming, 2).
Household manpower pouring on paddy wet field farming, 3). Ratio of potential and household manpower
pouring on paddy wet field farming. This research used purposive sampling. Data
were used were primary data ( interviewing result based on questionnaire) and
secondary data (obtained from relating institution, NTT Province Statistical Central
Bureau, Office of Baumata Village, and Kupang Regency Statistical Central
Bureau).
Data analysis method which used ini
this research was descriptive method. Sample determinated using Slovin’s
formula with the amount of sample as big as 60 person. Analisys result shown
that the potential of household manpower pouring on paddy wet field farming as
big as 995 Man Work Days, household manpower pouring on paddy wet field farming
as big as 88 Man Work Days. Household manpower pouring still small, Curahan
tenaga kerja dalam keluarga masih sangat kecil, potential of manpower as big as
995 Man Work Days, while household manpower pouring on paddy wet field farming
as big as 88 Man Work Dayshousehold manpower pouring on paddy wet field farming
as big as 88 Man Work Days only.
Keyword :Household
Manpower, Paddy Wet Field Farming
ABSTRAK
Penelitian ini tentang Curahan Tenaga
Kerja dalam Keluarga pada Usahatani padi Sawah di Desa Baumata Kecamatan
Taebenu Kabupaten Kupang telah dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Potensi tenaga kerja dalam
keluarga pada usahatani padi sawah, 2). Curahan tenaga kerja dalam keluarga
pada usahatani padi sawah, 3).Perbandingan potensi dan curahan tenaga kerja
dalam keluarga pada usahatani padi sawah. Penelitian ini menggunakan metode
sengaja (purposive sampling). Data yang digunakan adalah data primer (hasil
wawancara berdasarkan daftar pertanyaan) dan data sekunder (diperoleh dari intansi
terkait BPS propinsi NTT, Kantor Desa Baumata dan BPS kabupaten Kupang).
Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel ditentukan menggunakan
rumus slovin dengan jumlah sampel sebesar 60 orang. Hasil analisis menunjukkan
bahwa potensi tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah adalah sebesar 995 Hari Keraja
Pria, curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah rata-rata
adalah sebesar 88 Hari Kerja Pria (HKP). Curahan tenaga kerja dalam keluarga
masih sangat kecil, potensi tenaga kerja sebesar 995 Hari Kerja Pria ,
sedangkan curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah hanya
sebesar 88 Hari Kerja Pria (HKP).
Kata Kunci
:TenagaKerjaKeluarga, Usahatanipadisawah
PENDAHULUAN
Pembangunan pertanian merupakan transformasi sosial ekonomi masyarakat
di pedesaan. Transformasi sosial ekonomi
tersebut dapat berproses secara dinamis yang dalam jangkamenengah atau panjang
akan membawa dampak perubahan struktur sosial berupa pergeseran sektoral,
kelembagaan dan tatanilai yang ada dalam masyarakat. Perubahan sektoral secara agregat dapat
dilihat dari sumbangan sektor pertanian terhadap penyerapan tenaga kerja dan sumbangannya
dalam Produk Domestik Bruto (PDB).
Tenaga kerja merupakan salah satu aspek
yang penting dalam menunjang produksi, namun dengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi jumlah tenaga kerja yang banyak tidak identik dengan
produktivitas yang tinggi. Salah satu masalah yang dihadapi di daerah pedesaan
adalah bagaiman tenaga kerja yang ada dapat ditahan di daerah pedesaan tersebut sambil tetap dimanfaatkan dalam
sektor pertanian. Oleh karena itu tenaga kerja yang dibutuhkan dituntut harus
dapat menguasai teknologi karena penguasaan teknologi merupakan syarat mutlak
untuk memacu industrialisasi atau dengan kata lain tenaga kerja harus
produktif.
Upaya untuk menciptakan lapangan kerja
apabila dihubungkan dengan penggunaan mekanisasi pertanian yang tepat guna,
terlihat adanya hubungan yang negatif. Dengan adanya penggunaan mekanisasi
tersebut berarti tenaga kerja yang dibutuhkan semakin berkurang, karena
mekanisasi merupakan pembahuruan hemat tenaga kerja. Ciri hemat tenaga kerja
dan terbatasnya kemungkinan pembagian peralatan pertanian itulah yang
menimbulkan masalah bahwa ketepatgunaan suatu tipe mekanisasi tersebut sangat
ditentukan oleh kondisi pemakaiannya, ukuran serta potensi produksi mekanisasi
dalam suatu situasi tertentu.
Usahatani
(farm) adalah bagian dari permukaan bumi dimana seseorang petani atau satu
keluarga tani atau badan- badan tertentu melakukan kegiatan pertanian
(Mubyarto, 1994). Kegiatan ini merupakan tindakan dari petani untuk berusaha
dalam bidang pertanian dalam rangka menghasilkan suatu produk pertanian
(Usahatani) yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh keluarganya atau untuk
dipasarkan demi memenuhi kebutuhan industri.
Tanaman utama pertanian di Indonesia
adalah padi.Padi merupakan tanaman pangan yang menghasilkan beras sebagai
sumber makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia.Tanaman padi merupakan
tanaman pangan yang banyak dibudidayakan oleh Petani Indonesia dan pernah
menjadi salah satu negara pengekspor beras yaitu dicapainya swasembada beras
pada tahun 1984 (Ashari, 2010).
Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan sektor
pertanian sebagai sektor utama dalam perekonomian, menempatkan sub sektor
pertanian pangan (padi) sebagai salah satu sentral pembangunan pertanian.
Sehingga kita dapat mengetahui potensi lahan sawah: luas panen 130.201 ha,
produktivitas 30.30 kw/ha, produksi
591.370 ton. Produktivitas ini didukung dengan tenaga kerja pertanian sebesar
1.360.265, (64,89 %) (BPS NTT 2013).
Kabupaten Kupang merupakan salah satu kabupaten yang ada di NTT yang juga berpotensi
untuk pengembangan usahatani padi sawah.
Sehingga kita dapat mengetahui potensi usahatani padi sawah di Kabupaten Kupang
antara lain : Luas Tanam 19709 Ha, Luas Panen 16625 Ha, Produktivitas 31,0
kw/ha, Produksi 51537,50 Ton. Potensi ini didukung oleh tenaga kerja pertanian
kabupaten kupang sebesar 107.451 (74,10 %). (BPS Kabupaten Kupang 2013).
Desa Baumata merupakan salah satu Desa
di Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang, Desa ini juga merupakan salah satu desa
yang berpotensi terhadap tanaman pangan (padi). Data kecamatan Taebenu Dalam
Angka 2013 menunjukkan bahwa Desa Baumata memiliki luas tanam padi sawah 93 ha,
luas panen 90 ha, produktivitas 31 kw/ha, produksi 2790 ton, (Kecamatan
Taebenu Dalam Angka 2013 ).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tenaga kerja
dalam keluarga pada usatani padi sawah, curahan tenaga
kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah danperbandingan
potensi dan curahan tenaga kerja pada usahatani padi sawah di Desa Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang.
METODE
PENELITIAN
Kerangka
pemikiran
Petani adalah setiap orang yang
melakukan kegiatan usahatani sebagai matapencaharianya. Banyak persoalan yang
dihadapi oleh petani baik yang berhubungan dengan produksi dan pemasaran hasil
usahataninya maupun masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Tenaga kerja keluarga dalam usahatani
merupakan tulang punggung dari pengelolaan tatarumah tangga keluarga dan tata
rumah tangga usaha. Karena penggunaan tenaga kerja keluarga petani harus diatur
secara rasional dan efisien. Harus diusahakan jangan sampai terjadi waktu-waktu
yang kosong yang berlebihan. Pembagian tenaga kerja secara efisien dan rasional
akan merupakan dasar untuk memperoleh imbalan jasa yang tinggi bagi keluarga.
Potensi tenaga kerja yang banyak dalam
keluarga membawa dampak yang baik bagi keluarga tersebut, sehingga ada
keterkaitan terhadap pembagian kerja dalam kegiatan usahatani disesuaikan
dengan potensi/jumlah tenaga kerja dalam keluarga. Untuk mengetahui potensi dan
curahan tenaga kerja dalam keluarga menggunakan suatu analisis HKP ( Hari Kerja
Pria ). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka pemikiran sebagai berikut :
Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan
sampel dilakukan dalam beberapa tahap yaitu :
Penentuan
lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive
sampling) dengan pertimbangan – pertimbangan bahwa Desa Baumata merupakan
salah satu desa yang cukup potensial untuk usahatani padi sawah.
Populasi
dalam penelitian ini adalah rumah tangga petani pada usahatani padi sawah
sebanyak 150 orang. Proses penentuan
sampel menggunakan metode penarikan contoh secara acak (simple random sampling). Ukuran sampel ditetapkan dengan rumus yang
dikemukakan oleh Slovin dengan rumus :
Keterangan :
n
= besar sampel yang diinginkan
N = besar populasi
= tingkat kepercayaan yang diingikan (0,)
Maka besar sampel yang
diinginkan adalah :
=
=
60
Metode
Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara berdasarkan daftar pertanyaan yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari tingkat desa,
kota, instansi terkait serta dari studi kepustakaan.
Model Dan Analisis Data
Data
yang diperoleh kemudian ditabulasi sesuai dengan keperluan analisis.
Untuk
menjawab tujuan yang pertama tentang berapa besar potensi tenaga kerja
usahatani padi sawah dalam keluarga di Desa Baumata, menggunakan analisis
deskriptif kualitatif sederhana yang dikemukakan oleh Rukasah (1974) dalam hernanto (1989) adalah sebagai
berikut : 1 tenaga kerja pria = 300 hari kerja
1 tenaga kerja wanita = 220 hari
kerja
1
tenaga krja anak = 140 hari kerja.
Untuk
menjawab tujuan kedua mengetahui curahan tenaga kerja dalam keluarga pada
usahatani padi sawah di Desa Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang, data
dianalisis menggunakan analisis yang dikemukakan Hernanto (1989), Dengan rumus
sebagai berikut :
·
HKP = Jumlah Tenaga Kerja X Jumlah Hari Kerja X
Jumlah Jam Kerja
7
·
Tenaga kerja
wanita. = ( ) X 0,7
7
·
Tenaga kerja
anak. (
7
·
Tenaga kerja mekanik 25 HKP.
Curahan
Tenaga Kerja = TK PRIA + TK WANITA + TK ANAK + TK MEKANIK.
Untuk
menjawab tujuan ketiga mengetahui perbandingan potensi tenaga kerja dan curahan
tenaga kerja pada usahatani padi sawah di Desa Baumata Kecamatan Taebenu
Kabupaten Kupang, data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Karakteristik
Responden Rumah Tangga Petani Padi Sawah
Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata
– rata umur respoden di Desa Baumata Kecamatan Taebenu adalah 49,71 tahun,
dengan kisaran umur terendah adalah 31 tahun dan umur tertinggi adalah 72
tahun. Dengan menggunakan konsep umur produktif adalah 15 – 55 tahun, maka umur
petani padi sawah di Desa Baumata sebagian besar adalah termasuk umur produktif
(41 responden atau 68,33%) dan ada 19 orang yang umurnya di atas umur produktif
(31,66%).
Tingkat
Pendidikan
Hasil penelitian menunjukan bahwa
tingkat pendidikan formal responden di Desa Baumata adalah rata-rata enam
tahun, dengan tingkat pendidikan terendah adalah tiga tahun dan tertinggi
adalah 12 tahun (tamat SLTA). Ada petani responden yang buta huruf . sedangkan
tingkat pendidikan nonformal petani responden adalah rata-rata pernah mengikuti
pendidikan nonfomal satu kali dengan kisaran 1-3.Pada umumnya petani responden
baru sekali mengikuti pelatihan pertanian.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
bahwa tingkat pendidikan formal petani di daerah penelitian masih tergolong
rendah, karena tingkat pendidikan formal masih didominasi oleh pendidikan SD,
dimana responden yang berpendidikan SD sebanyak 42 orang (70 %), menyusul
responden berpendidikan SMP sebanyak 11 orang (18,33 %), responden berpendidikan SMA sebanyak 5 orang
(8,33%) serta responden yang tidak berpendidikan (BH) sebanyak 2 orang (3,33%).
Sedangkan untuk pendidikan nonformal, semua petani responden pernah mengikuti
kegiatan pelatihan, yakitu pelatihan pembuatan pupuk dan pupuk bokashi.
Luas Lahan yang Ditanami Padi Sawah
Lahan pertanian di daerah penelitian
berupa lahan padi sawah. Keadaan lahan pertanian di Desa Baumata merupakan
lahan kering dan lahan basah dengan kondisi yang cocok untuk membudidayakan
padi sawah. Total luas lahan yang dikelola oleh responden adalah : 1611 are,
dengan rata-rata luas lahan petani responden adalah 26,85 are (0,27 Ha) (lampiran 1.) dan
keseluruhan lahan tersebut adalah lahan milik petani sendiri dan pola tanam
monokultur yaitu padi sawah. Penggunaan lahan padi sawah untuk tanam padi sawah
setiap tahun sekali. Artinya setiap responden menggunakan lahan padi untuk
menanam padi, dan setelah tanam padi sawah berakhir dilanjutkan dengan menanam
jagung, kacang tanah dan lain-lain.
Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusahatani seorang petani
sangat mempengaruhi petani dalam menjalankan usahanya dan selanjutnya dapat
dilihat padda hasil yang diperoleh. Menurut Soehardjo dan Patong (1984),
kategori kurang berpengalaman apabila menggeluti bidang pekerjaanya kurang dari
5 tahun, cukup berpengalaman apabila menggeluti bidangnya selama 5-10 tahun dan
berpengalaman apabila apabila telah menggeluti bidangnya diatas 10 tahun,dapat
dilihat pada tabel 5. Hasil
penelitian menunjukan bahwa seluruh petani berpengalaman berusahatani adalah di
atas rata-rata 10 tahun.
Tanggungan Keluarga
Pengelompokan tanggungan keluarga dibagi
menjadi tiga kategori yakni “kecil” jika tanggungannya kurang dari 4 orang,
“sedang” jika tanggungan keluarganya 4-6 orang, dan “besar” jika tanggungan
keluarganya lebih dari 6 orang, (Purwantti
2007).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden memiliki
jumlah anggota keluarga < 4 orang (11
KK) (18,33%), jumlah 4-6 orang sebanyak 32 KK (53,33%) dan jumlah > 6 orang sebanyak
17 KK (28,33%) orang per rumah tangga
petani. Hal tersebut menunjukkan bahwa rata-rata rumah tangga petani di Desa
Baumata merupakan tanggungan keluarga kecil, sedangkan rata-rata jumlah
responden anggota rumah tangga petani padi sawah di Desa Baumata adalah : 4
0rang.
Produksi dan
Produktivitas Usahatani Padi Sawah.
Produksi dalam usahatani adalah hasil
yang diperoleh petani dari kegiatan kegiatan usahatani, sedangkan produktivitas
adalah perbandingan antara hasil produksi dengan input yang digunakan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
produksi rata-rata usahatani padi sawah di lokasi penelitian adalah sebesar
1,14 ton/responden, sedangkan produktivitas sebesar 4,22 ton/ Ha. Jika
dibandingkan dengan produktivitas optimal dalam program supra insus sebesar 9
ton/ Ha, maka produktivitas ushatani padi sawah di lokasi penelitian masih
sangat rendah.
Potensi Tenaga
Kerja
Potensi
tenaga kerja rumah tanggga padi sawah adalah jumlah tenaga kerja
potensial yang dimiliki oleh suatu rumah tangga. Menurut Rukasah (1974) dalam Hernanto (1991), dalam setahun
seorang tenaga kerja pria bekerja selama 300 hari kerja, tenaga kerja wanita
bekerja selama 220 hari kerja dan tenaga kerja anak bekerja selama 140 hari
kerja. Berdasarkan konsep ini maka dapat dihitung potensi tenaga kerja rumah
tangga petani di daerah penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rata-rata potensi tenaga kerja yang dimiliki rumah tangga petani padi sawah di
Desa Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang adalah 995 hari kerja yang
terdiri dari potensi tenaga kerja laki-laki 555 hari kerja, potensi tenaga
kerja perempuan 359,33 hari kerja , potensi tenaga kerja anak 80,66 hari kerja.
Data jumlah tenaga kerja dan potensi tenaga kerja rumah tangga petani padi
sawah di Desa Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang tahun
Tabel 1. Potensi Tenaga Kerja Rumah Tangga Petani Padi Sawah
di Desa Baumata Kecamatan Taebenu
Kabupaten Kpang Tahun 2014
No
|
Jenis tenaga kerja
|
Rata2
(Orang)
|
Potensi tenaga kerja (Hari Kerja)
|
1
|
Laki-laki
|
1,86
|
555
|
2
|
Perempuan
|
1,65
|
359,33
|
3
|
Anak
|
0,56
|
80,67
|
|
Jumlah
|
4,07
|
995
|
Sumber : Data primer diolah dari, Tahun 2014.
Menurut Rukasah (1974) dalam Hernanto (1991), satu hektar lahan
kering menyerap tenaga kerja sebanyak 630 hari kerja dan daerah sawah 870 hari
kerja atau rata-rata 750 hari kerja. Karena penelitian ini dilakukan pada lahan
sawah, maka digunakan konsep penyerapan tenaga kerja untuk lahan sawah sebesar 870
hari kerja per hektar sebagai patokan perhitungan Mengacu pada data tabel 10 dan lampiran 1,
luas lahan yang diusahakan di daerah penelitian sebesar 26,85 are (0,28 Ha), maka rata-rata
penyerapan tenaga kerja adalah 995 hari kerja. sudah melebihi potensi tenaga
kerja yang tersedia pada masing-masing rumah tangga petani. Dengan kata lain
bahwa petani di daerah penelitian sudah bekerja lebih berat atau lebih dari
waktu normal yang diperlukan menurut konsep di atas.
Curahan Tenaga
Kerja Dalam Usahatani Padi Sawah
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor
penentu dan tulang punggung dalam keberhasilan kegiatan usahatani yang
digeluti. Dalam melakukan kegiatan usahatani padi sawah penggunaan tenaga kerja
berasal dari dalam keluarga dan dari luar keluarga serta tenaga kerja mekanik.
Curahan tenaga kerja dalam usahatani padi sawah dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan hari kerja pria (HKP).
Tabel
2. Analisis rata-rata curahan tenaga kerja Pria, Wanita, Anak dan Mekanik pada Usahatani
Padi Sawah di Desa Baumata Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang.
No
|
Tahapan
kegiatan
|
ALOKASI WAKTU TENAGA KERJA (HKP)
|
|||||||||
DALAM KELUARGA
|
LUAR KELUARGA
|
||||||||||
P
|
W
|
A
|
MK
|
JMLH
|
P
|
W
|
MK
|
JMLH
|
TOTAL
|
||
1
|
Pengolahan
lahan
|
3,83
|
0,14
|
|
|
3,97
|
4,62
|
|
40,11
|
44,73
|
48,7
|
2
|
Penanman
|
1,81
|
1,045
|
0,11
|
|
2,96
|
2,33
|
5,04
|
|
7,37
|
10,33
|
3
|
Pemupukan
|
0,37
|
0,18
|
|
|
0,55
|
|
|
|
|
0,55
|
4
|
Penyianag/pemebrantasan
HPT
|
8,26
|
5,48
|
|
|
13,74
|
|
|
|
|
13,74
|
5
|
Panen
|
2,01
|
1,21
|
0,01
|
|
3,22
|
2,51
|
7,46
|
40,36
|
7,96
|
11,2
|
JUMLAH
|
16,39
|
7,99
|
0,12
|
|
24,5
|
9,46
|
10,5
|
40,11
|
58,3
|
82,8
|
Sumber : Data Primer diolah dari Tahun 2014
Keterangan
: P :Tenaga kerja Pria; W : Tenaga kerja Wanita; A : Tenaga Kerja Anak; MK :
Tenaga Kerja Mekanik.
Total Curahan Tenaga Kerja
Total Curahan Tenaga Kerja Dalam
Keluarga. Penyerapan tenaga kerja dalam keluarga adalah sebesar 24,5 HKP / 0,28, atau 88 HKP / Ha. Jadi penyerapan tenaga kerja dalam pada usahatani padi sawah adalah 88 HKP, , jadi penyerapan tenaga kerja dalam keluarga,
dalam satu tahun adalah 88 HKP. Jika
dibandingkan dengan potensi tenaga kerja dalam keluarga sebesar 995 Hari Kerja,
maka penyerapan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani pada usahatani sawah
masih sangat kecil. Hal ini disebabkan karena kegiatan petani padi sawah di
lokasi penelitian juga termasuk lahan kering (ladang) dan beternak. Jadi
sebagian tenaga kerja dalam keluarga dicurahkan untuk kegiatan – kegiatn itu.
Total
Curahan Tenaga Kerja Luar Keluarga
Penyerapan tenaga kerja luar keluarga
sebesar 58,3 HKP / 0,28 Ha, atau 208,21 HKP / Ha. Jadi, penyerapan tenaga kerja
luar keluarga pada usahatani padi sawah adalah 208,21
HKP dalam satu tahun.Secara keseluruhan, total curahan tenaga kerja (dalam keluarga dan luar keluarga) pada
usahatani padi sawah di daerah penelitian adalah 82,8
HKP per 0,28 Ha, atau 296 HKP / Ha. Jadi,
dalam satu tahun ( satu kali tanam), curahan tenaga kerja total pada usahatani
padi sawah di daerah penelitian sebesar 296 HKP. Jika kita bandingkan total curahan tenaga
kerja di lokassi penelitian dengan pendapat dari Rukasah (1974) yang menyatakan
bahwa 1 Ha lahan sawah dalam satu tahun menyerap 870 Hari Kerja, maka curahan
tenaga kerja di daerah penelitian masih jauh dari angka tersebut. Kondisi ini
tentu akan berakibat pada produksi dan produktivitas padi sawah di daerah
penelitian yang masih kecil, yaitu hanya 1,14 ton 0,28/ Ha, atau 4,22
ton / Ha.
Perbandingan
Potensi dan Curahan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Pada Usahatani Padi
Sawah Di Desa Baumata.Tabel 3. Perbandingan potensi dan curahan tenaga
kerja.
Potensi (HK)
|
Curahan tenaga kerja (HKP)
|
Total
(HKP)
|
|
|
Dlm keluarga
|
Luar keluarga
|
|
995
|
88
|
208,21
|
296
|
Sumber : diolah dari data
primer tahun 2015
Menurut Rukassah (1974), menjelaskan
bahwa dalam 1 Ha lahan sawah dalam satu tahun menyerap tenaga kerja sebesar 870
Hari Kerja. Maka, hasil penelitian menunjukkan bahwa, dengan melihat potensi
tenaga kerja di lokasi penelitian sebesar 995 hari kerja serta total curahan
tenaga kerja dalam keluarga sebesar 88 HKP / Ha, maka
dapat dilihat bahwa curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi
sawah di lokasi penelitian masih sangat kecil. Sedangkan curahan tenaga kerja
luar keluarga lebih besar yakni 208,21 HKP / Ha. Hal
ini terjadi karena petani padi sawah di lokasi penelitian menggunakan sistem
arisan tenaga kerja , sehingga hampir semua tahapan kegiatan usahatani padi
sawah melibatkan tenaga kerja luar keluarga, kecuali pada tahap kegiatan
pemupukan serta penyiangan dan pemeberantasan HPT.
Penggunaan tenaga kerja luar
keluarga pada usahatani padi sawah di daerah penelitian juga berkaitan dengan
tradisi yang berlaku di daerah penelitian tersebut. Secara turun temurun sudah
berlaku kebiasaan bahwa pada tahap pengolahan tanah dan penanaman, petani
mengundang kaum kerabat untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kaum
kerabat tersebut nantinya akan dilibatkan dalam kegiatan panen dan akan
mendapatkan imbalan innatura berupa gabah yang banyaknya tergantung dari hasil panen yang diperoleh petani. Upah
innatura untuk kegiatan penanaman adalah 40 bleg untuk semua ttenaga kerja yang
terlibat. Sedangkan upah untuk panen adalah sebesar 1 bleg untuk setiap tenaga
kerja dalam sehari.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan
disimpulkan bahwa : Potensi tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi
sawah di desa Baumata rata-rata 995 hari kerja per rumah tangga petani, terdiri
dari potensi pria 555 hari kerja,potensi tenaga kerja wanita 359,33 hari kerja
potensi tenaga kerja anak 80,6 hari kerja.. Curahan
tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah di Desa Baumata dari
seluruh rangkaian kegiatan pertanian dari pengolahan lahan, penanaman,
pemupukan, penyiangan/pemebrantasan HPT, serta panen antara lain, jumlah ini
dirinci sebagai berikut : Pria , Wanita, Anak rata-rata adalah sebear 88 HKP /
Ha. Curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah di Desa
Baumata masih sangat kecil. Potensi tenaga kerja sebesar 995 hari kerja,
sedangkan curahan tenaga kerja dalam keluarga pada usahatani padi sawah di Desa
Baumata hanya sebesar 88 Hari Kerja Pria (HKP).
Saran
Pemerintah, dalam hal ini petugas
penyuluh pertanian lapangan (PPL), mensosialisasi terkait waktu kerja yang
efektif yang sesuai dengan kondisi alam setempat. Petani, seharusnya lebih
memperhatikan dan mengoptimalkan waktu kerja yang lebih baik, hasil penelitian
menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja dalam keluarga di Desa Baumata hanya
sebesar 88 HKP.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwilaga, A. 1982. Ilmu
Usahatani. Penerbit Alumni. Bandung.
Ashari,
2010. Peranan Perbankan Nasional dalam Pembiayaan Sektor Pertanian
di Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta
Bakri. 2000. Ilmu Usahatani.
Cempaka Putih. Jakarta
BPS NTT,2013. NTT dalam angka 2012,
Badan Pusat Statistik NTT
BPS
Kabupaten Kupang dalam angka 2013, Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang.
BPS
Kabupaten Kupang,Kecamatan Taebenu dalam
angka 2013.Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang.
Hernanto, F. 1991. Ilmu Usahatani.Penerbit Swadaya, Jakarta
Larasati,
2012. Efisiensi Alokatif Faktor-Faktor Produksi dan Pendapatan Petani padi di
Desa Sambirejo Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun. Universitas Brawijaya.
Malang.
Mosher.
A.T.1991. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Penerbit CV Jasaguna, Jakarta.
Mubyarto, 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian. Penerbit LP3ES, Jakarta.
Mantra, 1985, Migrasi Desa-Kota,
Yogyakarta, PPK, UGM
Pellokila,
M.R.,1993. Transformasi Peranan Ekonomi Sektor Pertanian dan Masalah
Ketenagakerjaan Makalah Seminar Problematika Program Pascasarjana UGM.
Yogyakarta.
Purwanti,
2007. Kajian Tenaga Kerja Dalam Pembangunan. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Soeharjo
dan Patong, 1984.Sandi-Sandi Ilmu Usahatani. Departemen Ilmu Sosial Ekonomi.
Fakultas Ilmu Pertanian, IPB Bogor.
Soekartiwi
, dkk.,1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. UI
Press, Jakarta.
Tohir.
K.A., 1983. Pengetahuan Tentang Usahatani Indonesia, Bina Aksara. Jakarta.
Tumanggor
D. S. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Coklat di Kabupaten Dairi.
Skripsi, IPB Bogor.
Yuniawan,
A.I. 2012. Faktor-Faktor yang Berpenaruh terhadap Produksi Usahatani Padi Sawah
di Kabupaten Ciamis Galuh. Ciamis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar