TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
BAB
I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Limbah ternak adalah sisa buangan
dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah
potong hewan, pengolahan produk ternak, dll. Limbah tersebut meliputi limbah
padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur,
lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain sebagainya. Dari
limbah ternak terbut para peternak juga dapat menghasilkan keuntungan karena
limbah tersebut dapat diolah menjadi gas dan pupuk misalnya biogas,pupuk kompos
dan pupuk organik.
Berdasarkan populasi
ternak di Indonesia yang terdiri dari ternak ruminansia besar, ternak
ruminansia kecil, non ruminansia dan unggas dapat menghasilkan pupuk organik
sebanyak kurang lebih 32 juta ton per tahun dan dapat dipakai untuk menyuburkan
tanah / lahan pertanian seluas 6,4 juta Ha/tahun, dengan asumsi pemakaian pupuk
organik 5 ton/Ha/tahun. Dengan demikian apabila dalam tahap awal dapat dikelola
secara intensif 205 dari total potensi tersebut sangat signifikan dalam upaya
meningkatkan pemanfaatan pupuk organik asal ternak dan peningkatan
kesejahteraan petani dan peternakan.
Pupuk organik asal
ternak adalah pupuk yang dibuat melalui proses pembusukan atau fermentasi
limbah ternak dan sisa-sisa pakan hijauan. Dengan demikian limbah ternak baik
berupa kotoran ternak saja atau yang sudah bercampur dengan sisa-sisa pakan
hijauan/jerami apabila diproses secara benar dapat dimanfaatkan sebagai pupuk
atau lazim disebut pupuk organik. Proses tersebut disebut juga pengomposan.
Dalam proses
pengomposan dapat ditambahkan starter yang sudah beredar di pasar antara lain
Starbio, EM-4 dan bahan lain dengan maksud mengoptimalkan manfaat dan kandungan
unsur hara dari pupuk organik tersebut. Starter tersebut dapat dipergunakan
EM-4, Starbio atau jenis lain yang telah beredar di pasar ditambah dengan
beberapa bahan berupa kapur, abu, serbuk gergaji, sekam dan lain-lain.
B. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum mata kuliah
“pengelolaan limbah ternak” ini adalah agar mahasiswa dan mahasiswi mengerti
dan terampil mengolah limbah padat ternak sapi menjadi sesuatu hal yang dapat
menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi seperti pupuk organik tersebut, agar
mahasiswa dan mahasiswi terampil dalam membuat kemasan dan memasarkan produk
pupuk organik, serta mengerti apa kegunaan pupuk organic tersebut. Sedangkan
tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
praktikum dari mata kuliah “Pengolahan limbah ternak”, selain itu bertujuan
untuk memenuhi bahan bacaan orang yang memerlukannya.
BAB II
MATERI DAN METODE
MATERI
- Alat
Sekop
Ayakan
Pengangkut
Ember
Gayung
Terpal
Kayu
Sekop
- Bahan
Limbah padat sapi yang bercampur
dengan jerami dan sisa pakan hijauan
Molasses
Air
METODE
1.Siapkan alat dan bahan.
2.kotoran sapi yang bercampur dengan
sisa pakan hijauan ternak diangkut ketempat yang teduh.
3.Kemudian
tumpukan/timbunan, tersebut disiram dengan air yang sudah dicampur dengan
Starter (0,1%) dengan cara dipercik-percikan hingga merata, maka suhu pada
tumpukan bagian dalam setelah beberapa hari akan naik hingga 70 C.
4.Diamkan selama 2
minggu (14 hari), kemudian diaduk hingga rata, sehingga suhunya turun lebih
kurang 40 C.
5.Pengadukan dilakukan
setiap 2 minggu sekali dan perlakuan ini dilakukan sampai 2-3 bulan (4-6 kali
pengadukan)
6.Setelah 3 bulan,
pupuk organik sudah jadi dan dapat digunakan sebagai pupuk
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Dari hasil pembuatan
pupuk organik yang kami lakukan pada praktikum mata kuliah pengelolaan limbah
ternak kami dapatkan hasil bahwa, sangat banyak manfaat dari pengolahan limbah
ternak menjadi pupuk organik tersebut. Meskipun berupa usaha sampingan
pengolahan limbah padat ternak menjadi pupuk organik keuntungan yang dihasilkan
tidaklah sedikit. Selain dari keuntungan materi bagi yang menangani atau yang
mengolah keuntungan juga di dapat dari masyarakat sekitar peternakan dan
peternak itu sendiri. Hal-hal positif yang kami ambil dari pengolahan limbah
padat peternakan antara lain adalah
- Mengurangi bau yang tidak sedap (busuk) pada lingkungan peterakan
- Menghilangkan faktor penghambat pertumbuhan tanaman yang ada pada Kotoran Ternak Segar (KTS) atau mengoptimalkan kesan kotor kegunaan kotoran ternak sebagai penyubur tanaman
- Menghilangkan kesan kotor/menjijikkan
- Menghilangkan agen pathogen atau bibit rumput liar yang ada pada limbah ternak
- Meningkatkan nilai jual pupuk untuk tambahan pendapatan peternak.
PEMBAHASAN
Pupuk organik merupakan hasil olahan
dari kotoran ternak yang dicampur dengan starter dan didiamkan selama beberapa
minggu. Pupuk organik adalah pupuk yang sangat kaya akan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein,
selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia.Proses pembuatan pupuk organik disebut pengomposan. Dalam
proses tersebut diberi tambahan starter berupa molasses yang telah dicairkan
dengan air.
Pupuk organik biasa digunakan
sebagai penyubur tanaman. Pupuk organik bisa dipakai untuk tanaman hias,
tanaman holtikultura dan tanaman padi. Pupuk organik sangat baik digunakan
untuk memperbaiki sifat fisik dan biologis tanah. Hal tersebut merupakan
kelebihan dari pupuk organik yang tidak dimiliki oleh pupuk kimia. Meskipun tanaman tidak dapat membedakan dan tidak bisa
memilih unsur hara yang diserap berasal dari pupuk organik atau pupuk kimia.
Tanaman menyerap unsur hara melalui mekanisme pertukaran ion, dan dalam bentuk
ion-ion anorganik. Agar dapat diserap tanaman, pupuk organik harus melalui
serangkaian proses perombakan oleh mikroba dalam tanah menjadi ion-ion anorganik/kimia.
Kandungan unsur hara pupuk organik jauh di
bawah kandungan pupuk kimia.meskipun demikian banyak kelebihan sifat pupuk
organik ini yang bermanfaat dari pupuk yang lain seperti ramah lingkungan,
tidak mengandung racun serta tidaj mengurangi nilai gizi hasil tani yang
mengunakan pupuk tersebut. Tetapi pupuk organik merupakan pupuk bersifat padat,
berupa kompos atau pupuk kandang asli serta tidak praktis pada saat
pemakaiannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Limbah dari peternakan tidak
selamanya merugikan, tetapi dapat juga menguntungkan apabila limbah tersebut
mendapatkan penanganan limbah yang baik. Limbah peternakan dapat dijadikan
sebagai sumber energi berupa biogas terutama dari ternak ruminansia dan juga
dapat dijadikan sebagai pupuk organik.
Limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari spesies
ternak, besar usaha, tipe usaha, dan lantai kandang. Semakin besar ternak,
semakin banyak feses yang dihasilkan.
Pengolahan limbah menjadi pupuk organik merupakan pemikiran
yang sangat baik dalam penanganan limbah ternak sapi yang jumlanya cukkup
banyak. Selain menguntungkan secara materi kepada pengelolanya penanganan
limbah ternak menjadi pupuk organik juga memberi keuntungan secara jasmani
kepada lingkungan sekitar peternakan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar