Rabu, 23 Desember 2015

limbah


  

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK
DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007



BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Limbah ternak adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produk ternak, dll. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen, dan lain sebagainya. Dari limbah ternak terbut para peternak juga dapat menghasilkan keuntungan karena limbah tersebut dapat diolah menjadi gas dan pupuk misalnya biogas,pupuk kompos dan pupuk organik.
Berdasarkan populasi ternak di Indonesia yang terdiri dari ternak ruminansia besar, ternak ruminansia kecil, non ruminansia dan unggas dapat menghasilkan pupuk organik sebanyak kurang lebih 32 juta ton per tahun dan dapat dipakai untuk menyuburkan tanah / lahan pertanian seluas 6,4 juta Ha/tahun, dengan asumsi pemakaian pupuk organik 5 ton/Ha/tahun. Dengan demikian apabila dalam tahap awal dapat dikelola secara intensif 205 dari total potensi tersebut sangat signifikan dalam upaya meningkatkan pemanfaatan pupuk organik asal ternak dan peningkatan kesejahteraan petani dan peternakan.
Pupuk organik asal ternak adalah pupuk yang dibuat melalui proses pembusukan atau fermentasi limbah ternak dan sisa-sisa pakan hijauan. Dengan demikian limbah ternak baik berupa kotoran ternak saja atau yang sudah bercampur dengan sisa-sisa pakan hijauan/jerami apabila diproses secara benar dapat dimanfaatkan sebagai pupuk atau lazim disebut pupuk organik. Proses tersebut disebut juga pengomposan.
Dalam proses pengomposan dapat ditambahkan starter yang sudah beredar di pasar antara lain Starbio, EM-4 dan bahan lain dengan maksud mengoptimalkan manfaat dan kandungan unsur hara dari pupuk organik tersebut. Starter tersebut dapat dipergunakan EM-4, Starbio atau jenis lain yang telah beredar di pasar ditambah dengan beberapa bahan berupa kapur, abu, serbuk gergaji, sekam dan lain-lain.
B. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum mata kuliah “pengelolaan limbah ternak” ini adalah agar mahasiswa dan mahasiswi mengerti dan terampil mengolah limbah padat ternak sapi menjadi sesuatu hal yang dapat menghasilkan nilai jual yang lebih tinggi seperti pupuk organik tersebut, agar mahasiswa dan mahasiswi terampil dalam membuat kemasan dan memasarkan produk pupuk organik, serta mengerti apa kegunaan pupuk organic tersebut. Sedangkan tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas praktikum dari mata kuliah “Pengolahan limbah ternak”, selain itu bertujuan untuk memenuhi bahan bacaan orang yang memerlukannya.

BAB II
MATERI DAN METODE
MATERI
  1. Alat
Sekop
Ayakan
Pengangkut
Ember
Gayung
Terpal
Kayu
Sekop
  1. Bahan
Limbah padat sapi yang bercampur dengan jerami dan sisa pakan hijauan
Molasses
Air
METODE
1.Siapkan alat dan bahan.
2.kotoran sapi yang bercampur dengan sisa pakan hijauan ternak diangkut ketempat yang teduh.
3.Kemudian tumpukan/timbunan, tersebut disiram dengan air yang sudah dicampur dengan Starter (0,1%) dengan cara dipercik-percikan hingga merata, maka suhu pada tumpukan bagian dalam setelah beberapa hari akan naik hingga 70 C.
4.Diamkan selama 2 minggu (14 hari), kemudian diaduk hingga rata, sehingga suhunya turun lebih kurang 40 C.
5.Pengadukan dilakukan setiap 2 minggu sekali dan perlakuan ini dilakukan sampai 2-3 bulan (4-6 kali pengadukan)
6.Setelah 3 bulan, pupuk organik sudah jadi dan dapat digunakan sebagai pupuk

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Dari hasil pembuatan pupuk organik yang kami lakukan pada praktikum mata kuliah pengelolaan limbah ternak kami dapatkan hasil bahwa, sangat banyak manfaat dari pengolahan limbah ternak menjadi pupuk organik tersebut. Meskipun berupa usaha sampingan pengolahan limbah padat ternak menjadi pupuk organik keuntungan yang dihasilkan tidaklah sedikit. Selain dari keuntungan materi bagi yang menangani atau yang mengolah keuntungan juga di dapat dari masyarakat sekitar peternakan dan peternak itu sendiri. Hal-hal positif yang kami ambil dari pengolahan limbah padat peternakan antara lain adalah
  • Mengurangi bau yang tidak sedap (busuk) pada lingkungan peterakan
  • Menghilangkan faktor penghambat pertumbuhan tanaman yang ada pada Kotoran Ternak Segar (KTS) atau mengoptimalkan kesan kotor kegunaan kotoran ternak sebagai penyubur tanaman
  • Menghilangkan kesan kotor/menjijikkan
  • Menghilangkan agen pathogen atau bibit rumput liar yang ada pada limbah ternak
  • Meningkatkan nilai jual pupuk untuk tambahan pendapatan peternak.
PEMBAHASAN
Pupuk organik merupakan hasil olahan dari kotoran ternak yang dicampur dengan starter dan didiamkan selama beberapa minggu. Pupuk organik adalah pupuk yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia.Proses pembuatan pupuk organik disebut pengomposan. Dalam proses tersebut diberi tambahan starter berupa molasses yang telah dicairkan dengan air.
Pupuk organik biasa digunakan sebagai penyubur tanaman. Pupuk organik bisa dipakai untuk tanaman hias, tanaman holtikultura dan tanaman padi. Pupuk organik sangat baik digunakan untuk memperbaiki sifat fisik dan biologis tanah. Hal tersebut merupakan kelebihan dari pupuk organik yang tidak dimiliki oleh pupuk kimia. Meskipun tanaman tidak dapat membedakan dan tidak bisa memilih unsur hara yang diserap berasal dari pupuk organik atau pupuk kimia. Tanaman menyerap unsur hara melalui mekanisme pertukaran ion, dan dalam bentuk ion-ion anorganik. Agar dapat diserap tanaman, pupuk organik harus melalui serangkaian proses perombakan oleh mikroba dalam tanah menjadi ion-ion anorganik/kimia. Kandungan unsur hara pupuk organik jauh di bawah kandungan pupuk kimia.meskipun demikian banyak kelebihan sifat pupuk organik ini yang bermanfaat dari pupuk yang lain seperti ramah lingkungan, tidak mengandung racun serta tidaj mengurangi nilai gizi hasil tani yang mengunakan pupuk tersebut. Tetapi pupuk organik merupakan pupuk bersifat padat, berupa kompos atau pupuk kandang asli serta tidak praktis pada saat pemakaiannya.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Limbah dari peternakan tidak selamanya merugikan, tetapi dapat juga menguntungkan apabila limbah tersebut mendapatkan penanganan limbah yang baik. Limbah peternakan dapat dijadikan sebagai sumber energi berupa biogas terutama dari ternak ruminansia dan juga dapat dijadikan sebagai pupuk organik.
Limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari spesies ternak, besar usaha, tipe usaha, dan lantai kandang. Semakin besar ternak, semakin banyak feses yang dihasilkan.
Pengolahan limbah menjadi pupuk organik merupakan pemikiran yang sangat baik dalam penanganan limbah ternak sapi yang jumlanya cukkup banyak. Selain menguntungkan secara materi kepada pengelolanya penanganan limbah ternak menjadi pupuk organik juga memberi keuntungan secara jasmani kepada lingkungan sekitar peternakan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar